Sabtu, 30 Agustus 2008

Pacaran Syar'i













Wahai Penghujat
Pacaran Islami
Jangan Kau Undang Kemurkaan Allah dan Kemarahan Rasul-Nya

Sebuah Pembelaan Melawan Dakwaan-Dakwaan:
Robi’ah Al-Adawiyah, Kenapa Harus Pacaran?! (DAR! Mizan)
Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami Adakah? (Mujahid Press)
Oleh Solihin dan Iwan Januar, Jangan Nodai Cinta (Gema Insani Press)
Abdurrahman Al-Mukaffi, Pacaran dalam Kacamata Islam (Media Da’wah)

Penulis
Muhammad Shodiq
Penyunting
Imun Maimunah
Penyelaras
Yurida Azmi


Copyright Ó 2005 by Muhammad Shodiq
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Cetakan Pertama, Desember 2004


Penerbit
BUNDA YURIDA
Jl. Lesanpura 16, Surakarta 57153
e-Mail: bundayurida@yahoo.com
Hp. 081 21 527 521

Kata Pengantar
Segala puja dan puji kita persembahkan untuk Sang Maha Pencinta, yang dengan ridha-Nya telah meminjami kita aneka nikmat, termasuk nikmat dalam menyeru para pencinta untuk senantiasa berada di jalan Allah swt.
Aduhai betapa nikmat, menyaksikan merebaknya penerbitan yang menyeru kita untuk berada di jalan Islam. Tak terkecuali yang menyoroti problematika remaja. Fenomena pacaran ala jahiliyah yang kian mewabah pun dijadikan bulan-bulanan. Ditelanjangi habis-habisan, sampai terkuak segala kenistaannya. Ini dilakukan dengan gairah yang berkobar-kobar.
Sayangnya, gairah yang membara dalam rangka mencegah kemungkaran terkadang kelewat batas. Bukan hanya yang jahiliyah yang dihantam oleh sebagian dari para penyeru. Pacaran yang islami pun mereka hujat. Dijadikan terdakwa tanpa bukti yang memadai. Ada yang menuduh, “Pacaran islami itu mengakali hukum Islam.” Ada yang memvonis, “Santri-santri yang menjalani pacaran islami adalah musuh dalam selimut yang melakukan pembusukan Islam dari dalam.” Ada yang berseru, “Mari menertawakan pacaran islami!”
Namun, buku ini mengungkapkan, Islamisasi pacaran dapat dibenarkan syari’at. Di samping itu, penulis mengingatkan, penghujatan terhadap sesuatu yang islami dan pendakwaan tanpa bukti yang memadai tersebut bisa mengundang kemurkaan Allah dan kemarahan rasul-Nya. Bila ini terjadi pada penyeru-penyeru yang sebetulnya mengharap ridha-Nya dan syafa’at utusan-Nya, maka sungguh ironis, bukan?
Aroma ironi tersebut saya rasakan saat membaca buku-buku: [1] Robi’ah Al-Adawiyah, Kenapa Harus Pacaran?! (KHP), [2] Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami Adakah? (PIA), [3] Oleh Solihin dan Iwan Januar, Jangan Nodai Cinta (JNC), dan [4] Abdurrahman Al-Mukaffi, Pacaran dalam Kacamata Islam (PDKI). Karenanya, saya terdorong untuk berupaya membela ‘terdakwa’ melalui buku Wahai Penghujat ‘Pacaran Islami’ (WPPI) ini.
Untuk menyusun pembelaan ini, ada empat buku yang paling sering saya baca di antara buku-buku lain. (Lihat Daftar Pustaka.)
Buku pertama adalah Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya (QTT), tiga jilid, karya Abdullah Yusuf Ali. Saya mengutamakan kitab ini karena, menurut Ali Audah yang menerjemahkannya, “penafsirannya tidak bersifat apologi, tidak dipaksa-paksakan untuk disesuaikan dengan gagasan tertentu, sehingga karenanya Tafsir ini boleh dikatakan dapat diterima oleh semua pihak.” Selain itu, “di sana sini terlihat ia ‘menafsirkan Qur’an dengan Qur’an’, sebagaimana sudah menjadi tuntutan utama tafsir yang baik.” (QTT1: iii)
Buku kedua adalah Kebebasan Wanita (KW), enam jilid, terjemahan dari kitab Tahrirul Mar’ah fi ‘Ashrir Risalah, karya Abdul Halim Abu Syuqqah. Kitab ini, kata Yusuf Qardhawi, adalah “ensiklopedia yang sarat dengan masalah-masalah penting mengenai wanita, ... pertemuannya dengan kaum laki-laki, ... menurut pandangan nash-nash Al-Qur’an, hadits, dan pemahaman ulama salaf” (KW1: xxiv). Yang lebih istimewa, saya lihat kitab ini sudah menghimpun hadits-hadits shahih, terutama riwayat Bukhari dan Muslim, mengenai topik-topik yang relevan dengan persoalan pacaran.
Buku ketiga adalah Metode Tarjih atas Kontradiksi Dalil-dalil Syara’ (MTKDS). Ini terjemahan dari kitab Ta’arudh al-Adillati asy-Syar’iyati min al-Kitabi wa as-Sunnati wa at-Tarjihu Bainaha, karya Muhammad Wafaa. Buku ini sangat membantu penulis dalam mensikapi beberapa nash yang secara lahiriah kelihatannya saling bertentangan. Antara lain, ada hadits yang tampaknya dengan tegas mengharamkan nonmuhrim berduaan, tetapi ada pula hadits yang tampaknya jelas-jelas menunjukkan kehalalannya.
Buku keempat adalah 60 Jenis Sesat Pikir (JSP) yang disusun oleh H. Mundiri, dosen Ilmu Mantiq (Logika) di IAIN Walisongo Semarang. Buku ini saya andalkan untuk mengenali kesesatan dalam pengajuan argumentasi, terutama yang diajukan oleh penghujat-penghujat ‘pacaran islami’. Namun, meskipun di buku WPPI ini tak jarang saya perlihatkan sesat-pikirnya argumentasi mereka, sama sekali saya tidak bermaksud mengatakan bahwa mereka ialah orang-orang yang sesat. Istilah ‘sesat-pikir’ di buku WPPI ini dipandang setara dengan istilah ‘salah-paham’. (‘Salah-paham’ itu menunjuk pada salahnya kesimpulan yang diambil, sedangkan ‘sesat-pikir’ mengacu pada kelirunya proses pengambilan kesimpulan.)
Akhirnya, Allah swt. lah tempat segala urusan dikembalikan. Dari Sang Penguasa Hari Perhitungan lah kita mengharap petunjuk jalan yang lurus menuju surga. Yaitu jalannya orang-orang yang Dia pinjami kenikmatan, bukan jalannya orang-orang yang sesat.
[Catatan: Pada versi online ini (lihat bagian bawah Daftar Isi), telah ditambahkan kutipan dari sebagian diskusi yang dilakukan melalui e-mail dan milis
Manajemen Cinta Islami mengenai isi buku WPPI.]

Solo, Ramadhan 1425
Muhammad Shodiq

Daftar Isi
1.
Islamikah Menertawakan Pacaran?
Jangan Salahgunakan Statistik untuk Berprasangka!
Menuduh Zina Tanpa Empat Saksi Dimurkai Allah
Menyebarkan Prasangka Zina Sangat Menjijikkan
Melecehkan Pacaran Dimarahi Rasulullah
Serulah ke Jalan Tuhan dengan Lembut!
2.
Mustahilkah Ada Pacaran yang Islami?
Ternyata Cinta Tidak Mustahil Abadi
Definisi ‘Pacaran’ Sangat Jelas
Ikatan Pacaran Cukup Jelas
Pacaran Itu Sunnah yang Direstui Nabi
3.
Mendekati Zinakah Pacaran Islami?
Percampur-bauran Itu Sunnah Rasul
Punya Kekasih-Tetap Tidak Mendekati Zina
Boleh Berduaan Bila Terawasi
Tidak Adakah Orang Yang Penyayang?
4.
Mengakali Hukumkah Pacaran Islami?
Alasan Pacaran Islami Tidak Dicari-cari
Islamisasi Pacaran Dibenarkan Syari’at
Jangan Berlebihan dalam Mencegah Zina!
Dengan Pacaran Islami, Muliakanlah Islam!
Biodata Penulis & Daftar Pustaka
Diskusi Mengenai Isi Buku WPPI
Revisi istilah 'penghujat pacaran-islami'
Patokan Pacaran Islami Menurut Abu Syuqqah
Dukung istilah pacaran islami disamping ta'aruf
Halalnya pacaran tidak aneh
Kita tidak berhak mengharamkan pacaran
Manakah ayat Qur’an yang menghalalkan pacaran?